Senin, 27 Februari 2017

Sate Kelinci & Sate Belut di Ambarawa

- Paket Nasi, Lauk dan Minum hanya Rp 15 ribu
AMBARAWA- Ingin menikmati sensasi makan daging Kelinci, Kambing dan Belut serta Burung Puyuh dengan cita rasa yang nikmat. Tanto Tanti Resto buka cabang di Pasar Kuliner Suroboyo Jalan Jend Sudirman, Ambarawa. 
  
Menu Kuliner yang disajikan berupa masakan Sate, Rica, Gule dan Tongseng yang diolah dari daging Kelinci, Kambing dan Belut serta Burung Puyuh. 

Banyak variasi paket menu agar lebih hemat. Seperti paket Sate Kelinci, Kambing dan Belut serta Burung Puyuh yang dipatok harga Rp 15 ribu (Sate, Nasi/Lontong serta Minuman). 

"Kami buka pukul 10.00 hingga 21.00. Bisa pesan antar hanya untuk wilayah Ambarawa minimal pesanan 5 porsi. Harga paket bervariasi mulai dari Rp 10-15 ribu. Pesan bisa call, SMS atau WA ke nomor 081225036344," ujar Lusia Lanny Hartanti yang akrab disapa mbak Tanti. (tt)     

Minggu, 26 Februari 2017

Jadi Jujugan Wisatawan Berburu Kuliner Unik

- Pasar Kuliner Suroboyo di Ambarawa

AMBARAWA- Pemerintah Kabupaten Semarang merombak Pasar Suroboyo di Jalan Jend Sudirman Ambarawa menjadi Pasar Kuliner Suroboyo bukan tanpa alasan. Sebab Ambarawa saat ini sudah menjadi kota Palagan yang melegenda tidak hanya di Indonesia, namun juga di mancanegara.

Banyak destinasi wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Sehingga keberadaan Pasar Kuliner Suroboyo sangatlah tepat untuk mendukung atau melengkapi destinasi wisata yang ada.

Saat ini di Ambarawa ada destinasi wisata seperti Gua Maria yang dilengkapi dengan patung Maria Assumta tertinggi di dunia. Selain itu ada juga museum Kereta Api yang memiliki koleksi kereta uap bersejarah. Belum lagi wisata danau alam Rawa Pening dan benteng Willem yang sekarang dimanfaatkan menjadi lembaga pemasyarakatan.

Wisatawan yang singgah di Ambarawa tentu juga ingin menikmati sajian khas kota Palagan. Di Pasar Kuliner banyak disajikan menu andalan yang khas Ambarawa. Salah satunya yang menyediakan menu khas pegunungan yakni Tanto Tanti di kios No 4, ada Sate, Gule, Tongseng dan Rica Kelinci. Bagi yang tidak suka daging Kelinci bisa juga memesan Rica-rica Kambing, Belut Goreng.

"Selain makanan berbahan dasar daging Kelinci, Kambing, kami juga sediakan menu berbahan dasar Tahu Serasi Bandungan," ujar Ny. Tanti, pemilik warung makan Tanto Tanti.

Selain itu Tanto Tanti juga menyediakan minuman khas yakni Wedang Tahu, Wedang Rempah, Bir Plethok, Bandrex dan minuman segar berbahan dasar buah-buahan.

"Bahan-bahan untuk minuman kami dapat dari para petani lokal. Jadi benar-benar segar," imbuhnya.

Apakah mahal harganya?

Memang banyak yang mengira di pasar kuliner mahal harga makanannya. Menurut Tanti untuk harga tidak mahal, karena disesuai dengan besaran porsi yang dipesan. Sate Kelinci perporsi lengkap dengan nasi dan minuman berupa teh saja dipatok dengan harga Rp 14 ribu. Kalau menu sate ayam Rp 10 ribu per paket.

"Jadi kami menyediakan paket murah, dari harga Rp 10-14 ribu per porsi sudah ada lauk ukuran jumbo, nasi dan minumnya. Kalau mau order makanan dan tempat bisa call di 081225036344," pungkasnya. (tt)

Kamis, 02 Februari 2017

Menikmati Eksotise Candi Asu Bandungan  

  • Candi Asu Bandungan yang Terlupakan

Selama ini orang lebih mengenal situs Candi Gedongsongo di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Ternyata tidak jauh dari situs Candi Gedongsongo ada situs Candi Asu. Sampai saat ini situs Candi Asu jadi tempat favorit warga yang ingin ngalap berkah dengan bertapa di sana. Seperti apa?

Candi Asu, begitu warga menyebutnya. Nama Asu berasal dari bahasa Jawa yang berarti Anjing. Sebab di sebelah kiri candi terdapat Arca Anjing, karena itulah warga menyebutnya Candi Asu. Namun sayang, arca Anjing itu kini sudah rusak, kepala arca hilang di curi orang yang tak bertanggung jawab.
MISTIS: Juru Kunci Candi Asu Bandungan, Tumpuk menunjukan Arca Barong

Candi Asu terletak di pinggir perkampungan di Dusun/Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Akses jalan menuju ke lokasi tersebut masih jalan kampung belum beraspal yang hanya selebar 3 meter saja. Lokasi tepat di tengah-tengah rumpun bambu yang lebat. Akses yang jauh dari jalan utama dan kurangnya promosi menjadikan situs Candi jarang diminati wisatawan. Konon ceritanya Candi tersebut dibangun sebelum Candi Gedongsongo. Namun nama Candi Asu tidak melegenda.
Ketika sampai di Candi Asu, udara terasa segar dan bersih dan suasana tenang menentramkan jiwa. Sebab lokasi Candi Asu jauh dari hingar bingar hiburan malam yang sangat terkenal di Bandungan. Apalagi Candi Asu berada di tengah rumpun Bambu sehingga menambah suasana eksotis dan juga mistis. Suasana mistris itulah yang kerap menarik perhatian orang-orang yang datang untuk ngalap berkah dengan melakukan pertapaan di sana di hari-hari tertentu.
“Saya kesini untuk menenangkan pikiran. Lagi suntuk. Di sini sepi jadi lebih tenang untuk berdoa. Syukur-syukur dapet berkah,” kata Pujiastuti (35) warga Kota Semarang yang rutin berkunjung pada hari Selasa Kliwon. 
Candi Asu  belum direkontruksi secara total. Batu-batuan candi masih disusun seadanya, belum tuntas. Untuk menjaga situs ini diberikan atap pelindung berupa bangunan pendapa ditopang oleh tiang kayu. Dalam pendapa yang berbentuk joglo ada Yoni berisi air. Selain itu ada arca Katak, burung dan beberapa arca dan batu struktur bangunan candi yang lengkap dengan relief.

Juru Kunci Candi Asu, Tumpuk mengatakan, tahun 2005 keberadaan Candi dilaporkan ke Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar), Kabupaten Semarang. Selanjutnya Disporabudpar dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta melakukan penelitian di situs Candi Asu. Selanjutnya pemerintah memberikan dana sekitar Rp 200 juta untuk renovasi situs candi. Dana tersebut digunakan untuk membangun fasilitas seperti jalan, pendapa, dan fasilitas kamar kecil.
“Tidak jauh dari lokasi Candi ditemukan makam yang diyakini sebagai makam Putri Senggi dan suaminya yang disabda hingga berubah wujud menjadi Anjing,” kata Tumpuk belum lama ini.
Untuk melestarikan situs Candi Asu, Tumpuk bersama masyarakat membatasi keberadaan situs tersebut dengan pagar hidup dengan menanam tanaman keras. Tumpuk berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang ikut peduli dengan menjaga kelestarian candi dan benda peninggalan lainnya.
Menurut pengunjung Candi Asu Bandungan Samsadara, kondisi Candi Asu lumayan bagus, sebab masih ada masyarakat yang peduli merawatnya. “Saya melihat Candi Asu  masih sering digunakan untuk beribadah dan masih terawat. Terlihat ada beberapa sisa dupa yang dibakar,” kata dia. (*/tyo)

Ada Patung Bunda Maria Tertinggi di Dunia, Jadi Wisata Favorit Libur Natal

  • Wisata Religi di kota Tua Ambarawa

Setiap menjelang perayaan Natal. Kota Ambarawa di Kabupaten Semarang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Terutama di wisata religi yang sudah kondang namanya yakni Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA). Nama GMKA semakin meroket setelah dibangun patung Bunda Maria Assumpta tertinggi di dunia. Seperti apa?

Ambarawa  adalah sebuah kota kecamatan dengan luas 28,22 km² dibawah pegunungan Ungaran. Ambarawa menjadi kota strategis, karena menjadi jalur perlintasan menuju Jogjakarta maupun ke Solo atau ke Kota Semarang.

Kota tua ini terus berbenah. Sejumlah destinasi wisata ada di sini seperti museum kereta api, museum Isdiman dan wisata alam danau Rawa Pening, termasuk wisata religi GMKA. Bahkan destinasi wisata baru bermunculan. Pun dengan taman-taman kota yang asri dan cantik mulai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Semarang untuk menunjang tingkat kunjungan wisata. Praktis Ambarawa tidak pernah surut menjadi jujugan para wisatawan karena keanekaragaman tempat wisata yag dapat dikunjungi.

foto: IST/net
Gua Maria Kerep Ambarawa yang didirikan tahun 1954 menjadi salah satu wisata religi setiap hari menyedot banyak pengunjung. GMKA paling populer di Jawa Tengah mengalahkan goa Gua Maria Sriningsih di Kabupaten Klaten dan Gua Maria Ratu Kenya Platarejo di Wonogiri.  

Apalagi saat ini telah berdiri patung bunda maria Assumta tertinggi di Indonesia bahkan tertinggi di dunia. Patung Bunda Maria Assumpta dibangun di komplek GMKA dengan ketinggian 42 meter. Patung ini dibuat oleh seniman patung asli dari Ambarawa. Patung ini memiliki ketinggian 23 meter dengan  ketinggian penopang 19 meter yang apabila ditotal menjadi 42 meter.

Patung yang dibangun dengan sistem bongkar pasang ini mengalahkan patung Bunda Maria tertinggi saat ini yang ada di Bulgaria yang memiliki ketinggian 32 meter. Di kepala Patung Bunda Maria ini dihiasi replika 7 pancaran sinar yang menggambarkan Sapta Duka Bunda Maria. Patung ini menghadap ke arah timur menghadap matahari terbit, menggambarkan bahwa patung Bunda Maria ini menyinari semua orang, baik orang jahat maupun orang baik.

Semakin tertarik untuk merayakan Natal di GMKA? Yuk, ke Gua Maria Kerep Ambarawa. Lokasinya berada di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Pajang, Ambarawa. Untuk menuju ke GMKA dapat menyusuri jalan beraspal mulus di Desa Pajang dengan pemandangan sawah dan rumah-rumah sederhana di perkampungan. Pemandangan alam lain yang dapat dinikmati adalah Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Danau Rawa Pening yang dapat terlihat dari GMKA.

“Saya sama keluarga sering berdoa ke Gua Maria Ambarawa. Selain berdoa juga rekreasi bersantai di taman. Suasananya nyaman dan udaranya sejuk. Rencana Natal besok kami sekeluarga ke sana,” ujar Lanny (39) warga Kabupaten Semarang. 

Sepanjang jalan menuju ke GMKA banyak hotel-hotel dan home stay untuk wisatawan. Tidak hanya itu saja, bagi yang ingin belanja pernak-pernik peribadatan dan souvenir dapat berbelanja di pasar souvenir di komplek GMKA.


Tak ayal jika GMKA tidak hanya menjadi tempat peribadatan bagi umat Katolik saja, tetapi menjadi kunjungan wisata  umat beragama lain yang ingin merasakan sejuknya udara pegunungan dan melihat uniknya patung tertinggi di dunia ini. Wisatawan bisa datang kapan pun baik siang maupun malam untuk melakukan wisata rohani. Lebih pas jika ziarah dilakukan di bulan Mei dan Oktober ketika peringatan bulan Maria. (*)