Minggu, 03 November 2013

Resep Rica-rica Kelinci






BAHAN
a. 500 gram daging kelinci segar (dicuci bersih dan dipotong berbentuk dadu)
b. 2 buah tomat(diiris kasar)
c. 2 buah bawang bombay (diiris kasar)
d. 5 buah cabai rawit hijau (diiris kasar)

BUMBU (Resep Masakan : Kelinci Masak Rica-rica)
a. 5 siung bawang merah
b. 4 buah bawang putih
c. 4 sdm kecap manis
d. 3 sdm margarin
e. 2 sdt lada hitam
f. Kemiri secukupnya
g. 2 lembar daun Salam
h. 1 ruas lengkuas
i. Garam secukupnya
j. Gula pasir secukupnya

CARANYA MEMBUAT
1. Haluskan seluruh bumbu
2. Panaskan margarin di wajan hingga meleleh. Masukkan bumbu halus, tumis hingga harum, lalu masukkan irisan bawang bombay, cabai merah keriting, dan cabai hijau. Tumis hingga layu.
3. Masukkan air setelah mendidih masukan daging Kelinci
4. Lalu tutup wajan dan masak daging selama 15-20 menit hingga daging empuk dan warnanya berubah sedikit pucat.
5. Tambahkan kecap manis, garam dan gula pasir aduk hingga merata.
6. Sajikan selagi hangat.

Minggu, 15 September 2013

Waralaba Belum Tentu Menguntungkan



Untuk memulai berwirausaha memang tidaklah mudah. Sebab kita harus memiliki keberanian, kejujuran dan kesabaran, keterampilan dan modal. Banyak juga yang tertarik dengan waralaba, sebagai jalan pintas karena tidak perlu membuat manajemen pengelolaan karena tinggal diaplikasikan saja. Tapi banyak juga yang justru buntung karena Waralaba. Karena tidak 100 persen menjamin kesuksesan. Selain itu waralaba hanya bisa dilakoni bagi pemilik modal besar.
Kalau saya Lebih puas jika wirausaha atau bisnis benar-benar dirintis dari nol. Alasannya. Satu; karena kita jadi tahu karakteristik usaha yang kita jalani. Sehingga kita paham benar apa yang harus dilakukan ketika usaha ini rewel—usaha itu tidak langgeng, pasti ada naik dan turunnya – sehingga kita tahu bagaimana mengatasinya. Dua; tidak perlu modal besar yang hanya habis untuk membeli merek dari pemilik waralaba. Jadi saran saya mending merintis sendiri dari pada beli waralaba.
Sebenarnya apa sih yang membuat orang itu memulai membuka bisnis atau usaha? Jawabannya hanya satu yaitu ingin meningkatkan penghasilan sehingga segala kebutuhan bisa tercukupi. Namun banyak juga orang-orang yang beranggapan bahwa berwirausaha hanya untuk mengikuti tren saja. Lihat saja banyak pengusaha kolak musiman yang mereka kebanyakan dari kaum berada.
Bayangkan saja saat bulan Ramadan, banyak mereka yang berjualan kolak seharga Rp 2.500/bungkus dan paling banyak menjual 100 bungkus kolak. Bisa dihitung berapa omzet yang didapatkannya, tentu tidak sebanding dengan biayanya untuk beli Bahan Bakar Minyak untuk mobil sedan mewahnya yang digunakan mengangkut kolak.
Tapi bagi mereka yang benar-benar merintis sebuah usaha untuk mengisi perut dan meningkatkan derajat hidup dengan meningkatnya perekonomian keluarga akan berbeda ceritanya. Mereka yang bukan kaum berada sebenarnya ingin selalu mengembangkan usaha. Namun terbatas dengan modal. Tapi ada yang bilang tanpa modal pun bisa. Itu belum tentu benar. Karena modal masuk menjadi faktor untuk memulai usaha.
“Membuka usaha jualan kacang rebus juga perlu modal. Membeli panic, kompor dan bahan baku kacang serta pembungkusnya. Jadi usaha itu sudah pasti butuh modal uang. Tanpa itu hanya 1: 1000 saja yang sukses membangun usaha,”  
Saat ada kunjungan menteri, banyak perbankan atau pemerintahan menyatakan siap menyalurkan permodalan bagi usaha kecil. Buktinya masih banyak orang miskin yang kesulitan membangun sebuah usaha kecil. Modal kepercayaan, tidaklah mudah. Bahkan saat ini perbankan cenderung memberikan modal pada usaha yang sudah berjalan. Sehingga banyak orang yang terjerat hutang karena nekat usaha dengan modal pinjaman dari rentenir, kartu kredit dan lainnya.  
“Saya pernah merasakan hal itu. Ketika tidak dipercaya bank, karena usaha dagang pakaian baru akan dimulai. Bank meminta jaminan, karena tidak ada jaminan (sertifikat atau BPKB) tidak ada pinjaman. Akhirnya punya pikiran buat kartu kredit dan pinjam tetangga yang ternyata rentenir. Awalnya lancar, lama-lama saat usaha lagi drop saya pun tidak bisa membayar tagihan,”
Sekalipun harus menanggung banyak hutang, jangan pernah putus asa. Tetap terus berusaha sebaik-baiknya. Hanya ada 3 alasan bagi kenapa tetap nekat membuka usaha lagi, yang pertama saya ingin bisa mencukupi kebutuhan hidup bahkan bisa lebih sehingga bisa berbagi dengan sesame. Alasan kedua karena bekerja di perusahaan swasta yang belum tentu langgeng atau tidak dan tidak punya pensiunan harus punya bekal untuk masa tua yakni memiliki bisnis. Alasan ketiga bisnis itu bisa diwariskan kepada anak dan cucu, berbeda dengan jabatan yang tidak mungkin bisa diwariskan.
“Karena tidak punya modal, langkah pertama cari modal dengan menabung. Setelah cukup baru membuka usaha. Saya juga nekat menjual rumah untuk membesarkan usaha warung makan Sate Kelinci Tanto Tanti Bandungan. Alhamdulillah saat ini sudah lancar, mudah-mudahan semakin besar,”
Banyak kisah seperti yang saya alami yakni gaji dari perusahaan tempat kerja sangat minim. Ingin membuka usaha tapi tidak punya modal. Belajar dari itu semua saya ingin menawarkan pada masyarakat secara luas terutama yang ingin membuka bisnis tapi modalnya minim. Saran saya tidak usah beli waralaba.
Bagitu yang bermodal maksimal Rp 1 juta dan ingin buka usaha warung makan special masakan daging kelinci. Cukup cari lokasi pedagang kaki lima, beli 2 meja kayu dan kursi, lalu peralatan masak. Bagaimana dengan bahan baku? Rumah Makan Tanto Tanti Bandungan yang saya kelola siap menyuplay bahan baku tanpa harus membayar lebih dulu.
“Sistem yang saya tawarkan menjual makan segar yakni dibuat saat ada pesanan. Tidak perlu membuat bumbu semua sudah kami siapkan dalam bentuk paket per porsi. Bahan baku akan kami drop ke lokasi. Pembayarannya hanya yang terjual saja, bila tidak laku kembalikan ke saya dan akan saya ganti bahan baku baru. Selamat berbisnis,” (tanto tanti)


  

Jumat, 26 Juli 2013

Libur Lebaran Kunjungan Wisata Di Bandungan Meningkat

BANDUNGAN- Diprediksi pada musim libur lebaran tahun 2013 ini Bandungan sebagai kota wisata agropolitan di Kabupaten Semarang bakal dipadati wisatawan. Seperti tahun-tahun sebelum, Bandungan selalu ramai dikunjungi.

Apa yang menarik di Bandungan? Sebagai daerah wisata Agropolitan, Bandungan kaya akan hasil komoditas pertanian. Sayur mayur, buah-buahan hingga bunga hias begitu melimpah. Tidak hanya itu saja. Ternyata Bandungan menjadi surga bagi penggemar kuliner.

"Diperkirakan wisatawan di Bandungan dan beberapa lokasi wisata lainnya akan dipenuhi wisatawan," tutur Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Partono.

Sebut saja Tahu Serasi yang selalu melekat bila menyebut nama Bandungan. Belum lagi makanan olahan yang diturunkan dari Tahu Serasi seperti Steak Tahu, Jus Tahu, Krupuk Tahu, Pepes Tahu. Ada juga Tomat Rasa Kurma atau disebut Torakur yakni Buah Tomat yang diolah menjadi manisan bercitarasa Kurma.

Kurang pas dan puas jika mampir ke Bandungan tidak mencicipi Rica-rica Kelinci yang lezat. Biasanya Kelinci hanya dijadikan Sate. Tapi di warung makan Tanto Tanti yang berada di Jl Raya Bandungan-Sumowono di ruas Karanglo, Desa Kenteng Bandungan daging kelinci diolah menjadi Sate, Gule, Tongseng dan Rica-rica.

"Kami sediakan daging segar, bila ada yang pesan baru kami masak. Apapun yang dipesan akan kami buat. Misalnya pesan nasi goreng kelinci, atau kelinci bakar kami buatkan,"kata Tanti sembari mengatakan dirinya juga menerima pesanan catering dan nasi dus berupa masakan jawa dan snack tradisional.

Selain kuliner di Bandungan juga banyak terdapat obyek wisata. Sebut saja Candi  Gedongsongo yang legendaris, Umbul Sidomukti, Curug Bidadari dan masih banyak lagi tempat wisata alam lainnya. (tyo)


Kamis, 04 April 2013

Permintaan Otak Kelinci Segar Meningkat

Permintaan otak Kelinci segera pada tahun 2013 ini meningkat tajam di banding tahun 2012 lalu. Biasanya perhari sepanjang tahun 2012, permintaan otak kelinci segar hanya 3-5 kepala. Namun pada tahun 2013 ini meningkat hingga 10 kepala.

Peningkatan permintaan otak Kelinci tersebut baru pada satu tempat saja yakni di warung makan Tanto Tanti Bandungan  yang memang menyediakan daging kelinci segar dan sederet masakan berbahan dasar daging Kelinci. Belum sejumlah warung makan sate Kelinci lainnya. Kemungkinan juga ada peningkatan.

"Setiap hari ada saja orang menelepon memesan otak Kelinci. Tidak hanya otak, daging kelinci betina juga menjadi incaran," kata Tanti pemilik warung makan yang berdiri sejak Mei 2005 tersebut.

Kenapa otak Kelinci diburu masyarakat?
Rasa penasaran tersebut terus saja menganggu pikiran. Untuk memuasakannya kami tanya sana-sini terkait otak kelinci apa gunanya dan kasiatnya. Di Google ada jawabnya. Sejumlah ahli menyebut bahwa Otak Kelinci manjur sebagai perangsang hormon reproduksi untuk mengatasi kemandulan. Selain itu dagingnya juga berkasiat untuk mencegah sakit asma.

Cari aja di google: ketik manfaat otak dan daging kelinci, pasti muncul berderet tentang manfaat otak dan daging kelinci.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang menyebutkan daging kelinci mengandung ketotifen yaitu senyawa molekul yang mampu menyembuhkan penyakit asma.Senyawa kitotefin berfungsi menstabilkan membran sel mastosit. Daging tersebut merangsang terbentuknya antibodi pada tubuh. (sumber http://kelinci3rabbitry.blogspot.com).


Ooooh....ternyata itu to yang menjadikan otak kelinci di buru. selama ini para pemburu otak kelinci keberatan menceritakan maksudnya mencari otak kelinci. Namun ada juga yang sukses dengan otak Kelinci bisa hamil.

"Ada pelanggan yang datang kembali ke warung kami dan pesan satu ekor kelinci utuh  sudah dimasak seperti ingkung. Katanya untuk syukuran karena sukses bisa hamil setelah mengkonsumsi otak kelinci," ungkap Tanti.

Lebih baik dicoba untuk membuktikannya. Tapi jangan lupa harus selalu berdoa memohon rahmat dari Allah SWT sehingga bisa dikaruniai anak yang soleh dan solekhah. (tantotanti)


Selasa, 02 April 2013

Awas Daging Kelinci Dipalsu Dengan Daging Ayam

Sejak kami membuka warung makan spesial masakan Tahu Serasi dan Daging Kelinci. Banyak pengunjung baru yang selalu tanya Pak ini sate Kelinci asli ? Setelah kami tanya maksudnya, ternyata daging Kelinci yang dipalsukan dengan dagung Ayam. Kenapa harus dipalsukan ? Itu yang terus kami cari tahu. 

Ternyata sejumlah pengunjung yang selalu menanyakan asli atau tidak saat membeli kebanyak mereka pernah tertipu. Atau ada temannya yang selalu berbisik. "Eh. Hati-hati lho kalau beli sate Kelinci di Bandungan. Banyak yang dipalsu dengan daging Ayam,"  

Memang ada puluhan penjual sate Kelinci di Bandungan. Mulai dari obyek wisata Candi Gedongsongo, pasar Agrobisnis Bandungan hingga sepanjang jalan Lemah Abang, Kecamatan Bergas hingga di Bandungan. Berderet penjual sate Kelinci.  Tapi apakah semua memalsukan daging Kelinci?  Tentu tidak semuanya.

Kami mengulas kenapa ada penjual sate Kelinci mencampur daging Kelinci dengan Ayam. Sudah pasti penjual sate tersebut serakah karena ingin mencari keuntungan yang besar. Pasalnya daging Kelinci harganya mahal sedangkan ayam harganya lebih murah. Sehingga penjual nakal akan mencampur daging kelinci dengan ayam untuk mendapatkan keuntungan besar. Sebagai perbandingan daging kelinci yang masih menempel dengan tulang hargarnya mencapai Rp 65 ribu/kilogram sedangkan ayam hanya Rp 24 ribu/kilogram. 

"Padahal tanpa harus dipalsukan dengan ayam, penjual sate Kelinci tetap mendapatkan keuntungan. Misalnya harga 1 kilogram daging Kelinci Rp 65 ribu setelah dipotong-potong dijadikan sate akan mendapatkan 135 tusuk atau 13,5 porsi. Bila satu porsi dijual Rp 17-19 ribu sudah jelas keuntungannya. Belum lagi dapat keuntungan dari lontong dan minuman. Tanpa serakah sudah untung to. Jadi kalau berdagang seperti yang diajarkan Nabi Muhamad SAW pasti nyaman dan pembeli akan kerasan," tutur Tanti. 

Selain itu daging ayam di pilih karena memiliki tekstur dan warna yang hampir sama dengan daging Kelinci. Yakni sama-sama jenis daging berwarna putih. Kendati hampir sama dari sisi warna tetapi ada perbedaan yang mencolok yaitu daging kelinci berwarna putih kemerahan. Tekstur atau seratnya juga berbeda dengan ayam. Jadi kalau ingin tahu daging Kelinci itu dicampur atau tidak bisa dilihat dalam kondisi mentah dengan melihat warnanya. Untuk mengelabui pembeli, biasanya dalam satu tusuk ada satu potng daging ayam dan dua daging kelinci. Selain itu agar warnanya sama maka daging kelinci di rebus sehingga, warnanya sama yaitu putih kecoklatan. 
“Tips mendeteksi daging kelinci, paling mudah melihat penampilan sebelum di bakar. Yakni daging akan terlihat berwarna kemerahan, sekalipun daging kelinci tergolong daging putih. Setelah dibakar daging menjadi putih kecoklatan. Kalau dimakan teksturnya lebih lembut daripada ayam. Namun daging kelinci lebih kenyal dibanding ayam. Kalau masih kurang yakin jangan sungkan-sungkan menanyakan pada penjualnya,” kata Tanti.

Pesan kami tetap berkunjung ke Bandungan. Nikmati suasanya alamnya, nikmati exotic-nya, nikmati hiburannya dan nikmati sate Kelincinya. (tantotanti)

Nikmatnya Sate Kelinci Bandungan



Kelinci tidak hanya untuk hiasan saja. Dagingnya sudah lama dikonsumsi masyarakat. Paling terkenal adalah dibuat Sate Kelinci. Di Kabupaten Semarang sate kelinci banyak terdapat di daerah wisata Bandungan. Seperti apa nikmatnya sate kelinci Bandungan? 

Dari sejumlah warung sate Kelinci di Bandungan, hanya ada satu warung makan yang memiliki variasi menu olahan daging kelinci. Ya. Warung makan Tanto Tanti berada di kawasan Karanglo, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan atau sekitar 1 kilometer dari pasar Bandungan ke arah Candi Gedongsongo. Warung makan sederhana ini menyediakan beragam menu olahan daging kelinci. Mulai dari Sate Kelinci, Gule, Rica-rica, Tongseng, Sop hingga Kelinci bakar atau goreng.

Hampir semua sate kelinci memiliki kesamaan, yaitu daging kelinci yang dipotong kecil, ditusuk menggunakan sujen dan dibakar. Bumbunya pun hampir semua sama yaitu ada irisan cabai, bawang merah dan sambel kacang tanah. Atau bila tidak suka bumbu kacang, maka bisa diganti dengan kecap pedas, irisan kubis dan tomat. Biasanya kalau makan sate kelinci dengan bumbu kacang paling afdol ditemani lontong. Bila yang kita pilih bumbu kecap maka tepat jika memilih nasi teman menyantap.

“Kalau sate hampir semua sama yaitu dagingnya dibakar lalu disiram bumbu kacang. Resep bumbu kacangnya juga rata-rata sama dengan penjual yang lain. Bedanya ditempat kami, sebelum dibakar daging diberi bumbu dulu. Selain itu bumbu kacangnya diperbanyak kencur dan ada perasan jeruk,” tutur Lusia Lanny Hartanti yang merintis usaha warung makan tersebut sejak tahun 2005.

Selain soal bumbu dan cara membakar, Lusia Lanny Hartanti atau biasa di sapa mbak Tanti itu menerapkan seleksi kelinci yang bakal di olah. Kelinci untuk sate dipilih kelinci yang muda dengan berat 1,5-2 kilogram. Sengaja dipilih kelinci muda agar dagingnya tidak keras. Sementara kelinci yang tua digunakan untuk masakan olahan lainnya. Kelinci tersebut disiapkan dan disembelih secara bertahap. Hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga kesagaran daging.

Menu andalan warung makan tersebut adalah tongseng dan rica-rica kelinci. Selain itu juga disediakan gulai kepala kelinci. Rica-rica adalah kuliner asal Manado namun diolah modifikasi agar rasanya bisa lebih njawani, sehingga olahan rica-rica lebih banyak merica dan gula. Sehingga yang muncul adalah rasa pedas dan manis. 

Bahkan kepala kelinci juga dijual dalam bentuk segar. Sejumlah masyarakat banyak memesan kepala kelinci yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Para konsumen mengaku mendapatkan resep dari dokter yang menyarankan mengkonsumsi otak atau daging kelinci untuk mendongkrak kesuburan wanita dan pengobatan paru-paru.

“Gulai Kepala Kelinci ini jarang kami sediakan karena belum dimasak saja sudah dipesan. Biasanya yang pesan kepala kelinci itu untuk diambil otaknya. Kata para pembelinya, otak kelinci itu berkasiat untuk obat reproduksi wanita dan kesehatan paru-paru,” imbuhnya.

Menurut Tanti warung makannya mematok harga sate kelinci Rp 17.000/porsi, sedangkan menu lainnya rata-rata Rp 15.000/porsi. Sepintas memang mahal. Namun melihat harga kelinci yang terus melambung dan melihat dari rasanya, harga tersebut dirasakan sebanding.

“Seluruh masakan di sini fresh. Bila ada yang pesan baru kita buatkan. Jadi bisa pesan dengan tingkat kepedasan yang bervariasi,” ujarnya. (tanto-tanti)


Jumat, 29 Maret 2013

Sulitnya Merintis Usaha Warung Makan Tanto Tanti

Sebelum kami mengulas panjang lebar tentang Tanto Tanti Bandungan dan bidang usaha yang kami rintis.  Alangkah elok jika kami perkenalkan dulu siapa kami. Tanto tanti diambil dari nama belakang kami berdua yakni Pristyono Hartanto dan Lusia Lanny Hartanti sehingga jadilah Tanto dan Tanti. Semoga nama tersebut bisa menjadi hoki buat kami. 

Memiliki sebuah binsis adalah impian kami. Tapi untuk melangkah membutuhkan modal, semangat, kerjakeras, dan doa. Semua itu tidak mudah dilakukan, karena kami berdua pada posisi tidak memiliki modal. Hanya saja masih ada sisa senjata untuk bisa lebih maju dari sebelumnya, yakni semangat, kerjakeras dan doa.

Dalam benak kami, impian memiliki sebuah usaha atau bisnis harus terwujud. Apa yang membuat semangat itu terus meletup-letup. Kami berdua sekitar tahun 2000 bekerja sebagai pegawai swasta Tanto kerja sebagai wartawan Koran Meteor, Jawa Pos Grup dengan gaji waktu itu hanya Rp 350 ribu dan Tanti kerja sebagai staf keuangan Taksi Tugu Muda Semarang yang gajinya hanya berkisar Rp 750 ribu. Mana mungkin bisa menabung untuk mengumpulkan modal.  Untuk kebutuhan sehari-hari saja harus hutang dan dibayar bulan berikutnya. Begitu seterusnya.

Hingga akhirnya Tanto Tanti memberanikan diri untuk membuka usaha. Karena tidak punya jaminan untuk pinjam modal di bank. Jalan satu-satunya membuat kartu kredit, tapi belakangan baru tahu kalau cara ini salah. Uang dari kartu kredit digunakan untuk kulakan pakaian, dan barang rumah tangga lalu dijual di desa-desa. Hasilnya lumayan. 

Ibarat pendaki gunung, selalu ingin sampai di puncak. Begitupun kami berdua. Rumah yang dibeli dengan cara kredit, kemudian dijual untuk modal usaha. Kalau dipaksakan untuk membayar cicilan rumah dan lain-lainnya pasti akan kolep. Akhirnya rumah itupun dijual untuk modal usaha.

Tepat pada 29 Mei 2006 kami membuka warung makan yang semula dinamai Kafe Tahu. Modalnya hanya Rp 1,5 juta. Modalnya sangat sedikit bukan? Ya. Karena sebagian peralatan masak dipinjami mertua. Kenapa Kafe Tahu, karena semua masakannya berbahan dari tahu Serasi Bandungan yang terkenal itu. Tahu Gejrot, Lengko, Tahu Tek, steik Tahu hingga Jus Tahu yang fenomenal itu. Sempat terjadi booming di Bandungan. Semua berkat bantuan teman-teman wartawan yang mempublis tentang Jus Tahu. Semua orang mencari Kafe Tahu untuk mencicipi semua menu unik. Siapa kokinya? Mas Tanti dan Mbak Tanti dipaksa harus mampu jadi koki karena belum mampu bayar karyawan. Bisa. Ya. tentu harus bisa.

Akhirnya warung makan kami berkembang menyediakan menu andalan lain berupa Sate Kelinci, Rica-rica, Gule, Tongseng dan Sop Kelinci. Semua berbahan dasar daging Kelinci yang gurih dan lembut itu. Kenapa memilih kelinci? Padahal tidak lazim untuk menjadi hidangan. Tapi tidak masalah. Responnya cukup kuat. Karena selama ini di Bandungan hanya ada Sate Kelinci. Tapi di tempat kami daging kelinci di oleh menjadi aneka makanan.

Di tahun 2010 hingga pertengahan 2011 kami diterpa badai. Warung makan yang kami rintis dengan perolehan omzet yang terus menanjak tiba-tiba anjlok. Sebabnya tidak lain karena faktor alam, yakni hujan sporadis sepanjang tahun 2010. Selain itu ada sejumlah keanehan yang kadang tidak masuk akal. Sejumlah pelanggan pada telepon apakah warung makan saya tutup. Padahal warung makan saya tidak pernah tutup. Kenapa tidak pernah tutup? Kalau sekali saja tutup, pelanggan akan berpaling ke warung makan lain. Hal itulah akan menyebabkan pelanggan akan membandingkan rasa yang baru dikecapnya. Warung sudah jelas buka setiap hari, tapi banyak pelanggan yang melihat warung tutup. Aneh bukan? Tapi tidak masalah, tetap harus bersabar.

Alhamdulillah. Di tahun 2012 warung makan kami mulai membaik hingga saat in. Pesan kami jangan takut membuka peluang usaha, karena lebih mulia dari bekerja. Kesulitan apapun harus dihadapi karena kita jadi tahu cara mengatasinya. Selalu bersabar dan berdoa.