Permintaan otak Kelinci segera pada tahun 2013 ini meningkat tajam di banding tahun 2012 lalu. Biasanya perhari sepanjang tahun 2012, permintaan otak kelinci segar hanya 3-5 kepala. Namun pada tahun 2013 ini meningkat hingga 10 kepala.
Peningkatan permintaan otak Kelinci tersebut baru pada satu tempat saja yakni di warung makan Tanto Tanti Bandungan yang memang menyediakan daging kelinci segar dan sederet masakan berbahan dasar daging Kelinci. Belum sejumlah warung makan sate Kelinci lainnya. Kemungkinan juga ada peningkatan.
"Setiap hari ada saja orang menelepon memesan otak Kelinci. Tidak hanya otak, daging kelinci betina juga menjadi incaran," kata Tanti pemilik warung makan yang berdiri sejak Mei 2005 tersebut.
Kenapa otak Kelinci diburu masyarakat?
Rasa penasaran tersebut terus saja menganggu pikiran. Untuk memuasakannya kami tanya sana-sini terkait otak kelinci apa gunanya dan kasiatnya. Di Google ada jawabnya. Sejumlah ahli menyebut bahwa Otak Kelinci manjur sebagai perangsang hormon reproduksi untuk mengatasi kemandulan. Selain itu dagingnya juga berkasiat untuk mencegah sakit asma.
Cari aja di google: ketik manfaat otak dan daging kelinci, pasti muncul berderet tentang manfaat otak dan daging kelinci.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang menyebutkan daging kelinci mengandung ketotifen yaitu senyawa molekul yang mampu menyembuhkan penyakit asma.Senyawa kitotefin berfungsi menstabilkan membran sel mastosit. Daging tersebut merangsang terbentuknya antibodi pada
tubuh. (sumber http://kelinci3rabbitry.blogspot.com).
Ooooh....ternyata itu to yang menjadikan otak kelinci di buru. selama ini para pemburu otak kelinci keberatan menceritakan maksudnya mencari otak kelinci. Namun ada juga yang sukses dengan otak Kelinci bisa hamil.
"Ada pelanggan yang datang kembali ke warung kami dan pesan satu ekor kelinci utuh sudah dimasak seperti ingkung. Katanya untuk syukuran karena sukses bisa hamil setelah mengkonsumsi otak kelinci," ungkap Tanti.
Lebih baik dicoba untuk membuktikannya. Tapi jangan lupa harus selalu berdoa memohon rahmat dari Allah SWT sehingga bisa dikaruniai anak yang soleh dan solekhah. (tantotanti)
Tanto Tanti Bandungan adalah sebuah warung makan yang didirikan sejak Mei 2005 oleh Pristyono Hartanto dan Lusia Hartanti. Menu makanan yang kami sajikan berbahan dasar Tahu Serasi dan Daging Kelinci alamat: Jl Raya Bandungan-Sumowono Km 1, Dusun Karanglo, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 081228714443/085727652294/081225036344/087700054651
Kamis, 04 April 2013
Selasa, 02 April 2013
Awas Daging Kelinci Dipalsu Dengan Daging Ayam
Sejak kami membuka warung makan spesial masakan Tahu Serasi dan Daging Kelinci. Banyak pengunjung baru yang selalu tanya Pak ini sate Kelinci asli ? Setelah kami tanya maksudnya, ternyata daging Kelinci yang dipalsukan dengan dagung Ayam. Kenapa harus dipalsukan ? Itu yang terus kami cari tahu.
Ternyata sejumlah pengunjung yang selalu menanyakan asli atau tidak saat membeli kebanyak mereka pernah tertipu. Atau ada temannya yang selalu berbisik. "Eh. Hati-hati lho kalau beli sate Kelinci di Bandungan. Banyak yang dipalsu dengan daging Ayam,"
Memang ada puluhan penjual sate Kelinci di Bandungan. Mulai dari obyek wisata Candi Gedongsongo, pasar Agrobisnis Bandungan hingga sepanjang jalan Lemah Abang, Kecamatan Bergas hingga di Bandungan. Berderet penjual sate Kelinci. Tapi apakah semua memalsukan daging Kelinci? Tentu tidak semuanya.
Kami mengulas kenapa ada penjual sate Kelinci mencampur daging Kelinci dengan Ayam. Sudah pasti penjual sate tersebut serakah karena ingin mencari keuntungan yang besar. Pasalnya daging Kelinci harganya mahal sedangkan ayam harganya
lebih murah. Sehingga penjual nakal akan mencampur daging kelinci dengan ayam
untuk mendapatkan keuntungan besar. Sebagai perbandingan daging
kelinci yang masih menempel dengan tulang hargarnya mencapai Rp 65 ribu/kilogram sedangkan ayam hanya Rp 24 ribu/kilogram.
"Padahal tanpa harus dipalsukan dengan ayam, penjual sate Kelinci tetap mendapatkan keuntungan. Misalnya harga 1 kilogram daging Kelinci Rp 65 ribu setelah dipotong-potong dijadikan sate akan mendapatkan 135 tusuk atau 13,5 porsi. Bila satu porsi dijual Rp 17-19 ribu sudah jelas keuntungannya. Belum lagi dapat keuntungan dari lontong dan minuman. Tanpa serakah sudah untung to. Jadi kalau berdagang seperti yang diajarkan Nabi Muhamad SAW pasti nyaman dan pembeli akan kerasan," tutur Tanti.
Selain itu daging ayam di pilih karena memiliki tekstur dan warna yang hampir sama dengan daging Kelinci. Yakni sama-sama jenis daging berwarna putih. Kendati hampir sama dari sisi warna tetapi ada perbedaan yang mencolok yaitu daging kelinci berwarna putih kemerahan. Tekstur atau seratnya juga berbeda dengan ayam. Jadi kalau ingin tahu daging Kelinci itu dicampur atau tidak bisa dilihat dalam kondisi mentah dengan melihat warnanya. Untuk mengelabui pembeli, biasanya dalam satu tusuk ada satu potng daging ayam dan dua daging kelinci. Selain itu agar warnanya sama maka daging kelinci di rebus sehingga, warnanya sama yaitu putih kecoklatan.
Pesan kami tetap berkunjung ke Bandungan. Nikmati suasanya alamnya, nikmati exotic-nya, nikmati hiburannya dan nikmati sate Kelincinya. (tantotanti)
Nikmatnya Sate Kelinci Bandungan
Kelinci
tidak hanya untuk hiasan saja. Dagingnya sudah lama dikonsumsi masyarakat.
Paling terkenal adalah dibuat Sate Kelinci. Di Kabupaten Semarang sate kelinci
banyak terdapat di daerah wisata Bandungan. Seperti apa nikmatnya sate kelinci
Bandungan?
Dari
sejumlah warung sate Kelinci di Bandungan, hanya ada satu warung makan yang
memiliki variasi menu olahan daging kelinci. Ya. Warung makan Tanto Tanti
berada di kawasan Karanglo, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan atau sekitar 1
kilometer dari pasar Bandungan ke arah Candi Gedongsongo. Warung makan
sederhana ini menyediakan beragam menu olahan daging kelinci. Mulai dari Sate
Kelinci, Gule, Rica-rica, Tongseng, Sop hingga Kelinci bakar atau goreng.
Hampir semua
sate kelinci memiliki kesamaan, yaitu daging kelinci yang dipotong kecil,
ditusuk menggunakan sujen dan
dibakar. Bumbunya pun hampir semua sama yaitu ada irisan cabai, bawang merah
dan sambel kacang tanah. Atau bila tidak suka bumbu kacang, maka bisa diganti
dengan kecap pedas, irisan kubis dan tomat. Biasanya kalau makan sate kelinci
dengan bumbu kacang paling afdol ditemani lontong. Bila yang kita pilih bumbu
kecap maka tepat jika memilih nasi teman menyantap.
“Kalau sate
hampir semua sama yaitu dagingnya dibakar lalu disiram bumbu kacang. Resep bumbu
kacangnya juga rata-rata sama dengan penjual yang lain. Bedanya ditempat kami,
sebelum dibakar daging diberi bumbu dulu. Selain itu bumbu kacangnya
diperbanyak kencur dan ada perasan jeruk,” tutur Lusia Lanny Hartanti yang
merintis usaha warung makan tersebut sejak tahun 2005.
Selain soal
bumbu dan cara membakar, Lusia Lanny Hartanti atau biasa di sapa mbak Tanti itu
menerapkan seleksi kelinci yang bakal di olah. Kelinci untuk sate dipilih
kelinci yang muda dengan berat 1,5-2 kilogram. Sengaja dipilih kelinci muda
agar dagingnya tidak keras. Sementara kelinci yang tua digunakan untuk masakan
olahan lainnya. Kelinci tersebut disiapkan dan disembelih secara bertahap. Hal
itu sengaja dilakukan untuk menjaga kesagaran daging.
Menu andalan
warung makan tersebut adalah tongseng dan rica-rica kelinci. Selain itu juga
disediakan gulai kepala kelinci. Rica-rica adalah kuliner asal Manado namun
diolah modifikasi agar rasanya bisa lebih njawani,
sehingga olahan rica-rica lebih banyak merica dan gula. Sehingga yang muncul
adalah rasa pedas dan manis.
Bahkan
kepala kelinci juga dijual dalam bentuk segar. Sejumlah masyarakat banyak
memesan kepala kelinci yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Para konsumen
mengaku mendapatkan resep dari dokter yang menyarankan mengkonsumsi otak atau
daging kelinci untuk mendongkrak kesuburan wanita dan pengobatan paru-paru.
“Gulai
Kepala Kelinci ini jarang kami sediakan karena belum dimasak saja sudah
dipesan. Biasanya yang pesan kepala kelinci itu untuk diambil otaknya. Kata
para pembelinya, otak kelinci itu berkasiat untuk obat reproduksi wanita dan
kesehatan paru-paru,” imbuhnya.
Menurut
Tanti warung makannya mematok harga sate kelinci Rp 17.000/porsi, sedangkan
menu lainnya rata-rata Rp 15.000/porsi. Sepintas memang mahal. Namun melihat
harga kelinci yang terus melambung dan melihat dari rasanya, harga tersebut
dirasakan sebanding.
“Seluruh
masakan di sini fresh. Bila ada yang pesan baru kita buatkan. Jadi bisa pesan
dengan tingkat kepedasan yang bervariasi,” ujarnya. (tanto-tanti)
Langganan:
Postingan (Atom)