Kamis, 04 April 2013

Permintaan Otak Kelinci Segar Meningkat

Permintaan otak Kelinci segera pada tahun 2013 ini meningkat tajam di banding tahun 2012 lalu. Biasanya perhari sepanjang tahun 2012, permintaan otak kelinci segar hanya 3-5 kepala. Namun pada tahun 2013 ini meningkat hingga 10 kepala.

Peningkatan permintaan otak Kelinci tersebut baru pada satu tempat saja yakni di warung makan Tanto Tanti Bandungan  yang memang menyediakan daging kelinci segar dan sederet masakan berbahan dasar daging Kelinci. Belum sejumlah warung makan sate Kelinci lainnya. Kemungkinan juga ada peningkatan.

"Setiap hari ada saja orang menelepon memesan otak Kelinci. Tidak hanya otak, daging kelinci betina juga menjadi incaran," kata Tanti pemilik warung makan yang berdiri sejak Mei 2005 tersebut.

Kenapa otak Kelinci diburu masyarakat?
Rasa penasaran tersebut terus saja menganggu pikiran. Untuk memuasakannya kami tanya sana-sini terkait otak kelinci apa gunanya dan kasiatnya. Di Google ada jawabnya. Sejumlah ahli menyebut bahwa Otak Kelinci manjur sebagai perangsang hormon reproduksi untuk mengatasi kemandulan. Selain itu dagingnya juga berkasiat untuk mencegah sakit asma.

Cari aja di google: ketik manfaat otak dan daging kelinci, pasti muncul berderet tentang manfaat otak dan daging kelinci.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang menyebutkan daging kelinci mengandung ketotifen yaitu senyawa molekul yang mampu menyembuhkan penyakit asma.Senyawa kitotefin berfungsi menstabilkan membran sel mastosit. Daging tersebut merangsang terbentuknya antibodi pada tubuh. (sumber http://kelinci3rabbitry.blogspot.com).


Ooooh....ternyata itu to yang menjadikan otak kelinci di buru. selama ini para pemburu otak kelinci keberatan menceritakan maksudnya mencari otak kelinci. Namun ada juga yang sukses dengan otak Kelinci bisa hamil.

"Ada pelanggan yang datang kembali ke warung kami dan pesan satu ekor kelinci utuh  sudah dimasak seperti ingkung. Katanya untuk syukuran karena sukses bisa hamil setelah mengkonsumsi otak kelinci," ungkap Tanti.

Lebih baik dicoba untuk membuktikannya. Tapi jangan lupa harus selalu berdoa memohon rahmat dari Allah SWT sehingga bisa dikaruniai anak yang soleh dan solekhah. (tantotanti)


Selasa, 02 April 2013

Awas Daging Kelinci Dipalsu Dengan Daging Ayam

Sejak kami membuka warung makan spesial masakan Tahu Serasi dan Daging Kelinci. Banyak pengunjung baru yang selalu tanya Pak ini sate Kelinci asli ? Setelah kami tanya maksudnya, ternyata daging Kelinci yang dipalsukan dengan dagung Ayam. Kenapa harus dipalsukan ? Itu yang terus kami cari tahu. 

Ternyata sejumlah pengunjung yang selalu menanyakan asli atau tidak saat membeli kebanyak mereka pernah tertipu. Atau ada temannya yang selalu berbisik. "Eh. Hati-hati lho kalau beli sate Kelinci di Bandungan. Banyak yang dipalsu dengan daging Ayam,"  

Memang ada puluhan penjual sate Kelinci di Bandungan. Mulai dari obyek wisata Candi Gedongsongo, pasar Agrobisnis Bandungan hingga sepanjang jalan Lemah Abang, Kecamatan Bergas hingga di Bandungan. Berderet penjual sate Kelinci.  Tapi apakah semua memalsukan daging Kelinci?  Tentu tidak semuanya.

Kami mengulas kenapa ada penjual sate Kelinci mencampur daging Kelinci dengan Ayam. Sudah pasti penjual sate tersebut serakah karena ingin mencari keuntungan yang besar. Pasalnya daging Kelinci harganya mahal sedangkan ayam harganya lebih murah. Sehingga penjual nakal akan mencampur daging kelinci dengan ayam untuk mendapatkan keuntungan besar. Sebagai perbandingan daging kelinci yang masih menempel dengan tulang hargarnya mencapai Rp 65 ribu/kilogram sedangkan ayam hanya Rp 24 ribu/kilogram. 

"Padahal tanpa harus dipalsukan dengan ayam, penjual sate Kelinci tetap mendapatkan keuntungan. Misalnya harga 1 kilogram daging Kelinci Rp 65 ribu setelah dipotong-potong dijadikan sate akan mendapatkan 135 tusuk atau 13,5 porsi. Bila satu porsi dijual Rp 17-19 ribu sudah jelas keuntungannya. Belum lagi dapat keuntungan dari lontong dan minuman. Tanpa serakah sudah untung to. Jadi kalau berdagang seperti yang diajarkan Nabi Muhamad SAW pasti nyaman dan pembeli akan kerasan," tutur Tanti. 

Selain itu daging ayam di pilih karena memiliki tekstur dan warna yang hampir sama dengan daging Kelinci. Yakni sama-sama jenis daging berwarna putih. Kendati hampir sama dari sisi warna tetapi ada perbedaan yang mencolok yaitu daging kelinci berwarna putih kemerahan. Tekstur atau seratnya juga berbeda dengan ayam. Jadi kalau ingin tahu daging Kelinci itu dicampur atau tidak bisa dilihat dalam kondisi mentah dengan melihat warnanya. Untuk mengelabui pembeli, biasanya dalam satu tusuk ada satu potng daging ayam dan dua daging kelinci. Selain itu agar warnanya sama maka daging kelinci di rebus sehingga, warnanya sama yaitu putih kecoklatan. 
“Tips mendeteksi daging kelinci, paling mudah melihat penampilan sebelum di bakar. Yakni daging akan terlihat berwarna kemerahan, sekalipun daging kelinci tergolong daging putih. Setelah dibakar daging menjadi putih kecoklatan. Kalau dimakan teksturnya lebih lembut daripada ayam. Namun daging kelinci lebih kenyal dibanding ayam. Kalau masih kurang yakin jangan sungkan-sungkan menanyakan pada penjualnya,” kata Tanti.

Pesan kami tetap berkunjung ke Bandungan. Nikmati suasanya alamnya, nikmati exotic-nya, nikmati hiburannya dan nikmati sate Kelincinya. (tantotanti)

Nikmatnya Sate Kelinci Bandungan



Kelinci tidak hanya untuk hiasan saja. Dagingnya sudah lama dikonsumsi masyarakat. Paling terkenal adalah dibuat Sate Kelinci. Di Kabupaten Semarang sate kelinci banyak terdapat di daerah wisata Bandungan. Seperti apa nikmatnya sate kelinci Bandungan? 

Dari sejumlah warung sate Kelinci di Bandungan, hanya ada satu warung makan yang memiliki variasi menu olahan daging kelinci. Ya. Warung makan Tanto Tanti berada di kawasan Karanglo, Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan atau sekitar 1 kilometer dari pasar Bandungan ke arah Candi Gedongsongo. Warung makan sederhana ini menyediakan beragam menu olahan daging kelinci. Mulai dari Sate Kelinci, Gule, Rica-rica, Tongseng, Sop hingga Kelinci bakar atau goreng.

Hampir semua sate kelinci memiliki kesamaan, yaitu daging kelinci yang dipotong kecil, ditusuk menggunakan sujen dan dibakar. Bumbunya pun hampir semua sama yaitu ada irisan cabai, bawang merah dan sambel kacang tanah. Atau bila tidak suka bumbu kacang, maka bisa diganti dengan kecap pedas, irisan kubis dan tomat. Biasanya kalau makan sate kelinci dengan bumbu kacang paling afdol ditemani lontong. Bila yang kita pilih bumbu kecap maka tepat jika memilih nasi teman menyantap.

“Kalau sate hampir semua sama yaitu dagingnya dibakar lalu disiram bumbu kacang. Resep bumbu kacangnya juga rata-rata sama dengan penjual yang lain. Bedanya ditempat kami, sebelum dibakar daging diberi bumbu dulu. Selain itu bumbu kacangnya diperbanyak kencur dan ada perasan jeruk,” tutur Lusia Lanny Hartanti yang merintis usaha warung makan tersebut sejak tahun 2005.

Selain soal bumbu dan cara membakar, Lusia Lanny Hartanti atau biasa di sapa mbak Tanti itu menerapkan seleksi kelinci yang bakal di olah. Kelinci untuk sate dipilih kelinci yang muda dengan berat 1,5-2 kilogram. Sengaja dipilih kelinci muda agar dagingnya tidak keras. Sementara kelinci yang tua digunakan untuk masakan olahan lainnya. Kelinci tersebut disiapkan dan disembelih secara bertahap. Hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga kesagaran daging.

Menu andalan warung makan tersebut adalah tongseng dan rica-rica kelinci. Selain itu juga disediakan gulai kepala kelinci. Rica-rica adalah kuliner asal Manado namun diolah modifikasi agar rasanya bisa lebih njawani, sehingga olahan rica-rica lebih banyak merica dan gula. Sehingga yang muncul adalah rasa pedas dan manis. 

Bahkan kepala kelinci juga dijual dalam bentuk segar. Sejumlah masyarakat banyak memesan kepala kelinci yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Para konsumen mengaku mendapatkan resep dari dokter yang menyarankan mengkonsumsi otak atau daging kelinci untuk mendongkrak kesuburan wanita dan pengobatan paru-paru.

“Gulai Kepala Kelinci ini jarang kami sediakan karena belum dimasak saja sudah dipesan. Biasanya yang pesan kepala kelinci itu untuk diambil otaknya. Kata para pembelinya, otak kelinci itu berkasiat untuk obat reproduksi wanita dan kesehatan paru-paru,” imbuhnya.

Menurut Tanti warung makannya mematok harga sate kelinci Rp 17.000/porsi, sedangkan menu lainnya rata-rata Rp 15.000/porsi. Sepintas memang mahal. Namun melihat harga kelinci yang terus melambung dan melihat dari rasanya, harga tersebut dirasakan sebanding.

“Seluruh masakan di sini fresh. Bila ada yang pesan baru kita buatkan. Jadi bisa pesan dengan tingkat kepedasan yang bervariasi,” ujarnya. (tanto-tanti)