Minggu, 15 September 2013

Waralaba Belum Tentu Menguntungkan



Untuk memulai berwirausaha memang tidaklah mudah. Sebab kita harus memiliki keberanian, kejujuran dan kesabaran, keterampilan dan modal. Banyak juga yang tertarik dengan waralaba, sebagai jalan pintas karena tidak perlu membuat manajemen pengelolaan karena tinggal diaplikasikan saja. Tapi banyak juga yang justru buntung karena Waralaba. Karena tidak 100 persen menjamin kesuksesan. Selain itu waralaba hanya bisa dilakoni bagi pemilik modal besar.
Kalau saya Lebih puas jika wirausaha atau bisnis benar-benar dirintis dari nol. Alasannya. Satu; karena kita jadi tahu karakteristik usaha yang kita jalani. Sehingga kita paham benar apa yang harus dilakukan ketika usaha ini rewel—usaha itu tidak langgeng, pasti ada naik dan turunnya – sehingga kita tahu bagaimana mengatasinya. Dua; tidak perlu modal besar yang hanya habis untuk membeli merek dari pemilik waralaba. Jadi saran saya mending merintis sendiri dari pada beli waralaba.
Sebenarnya apa sih yang membuat orang itu memulai membuka bisnis atau usaha? Jawabannya hanya satu yaitu ingin meningkatkan penghasilan sehingga segala kebutuhan bisa tercukupi. Namun banyak juga orang-orang yang beranggapan bahwa berwirausaha hanya untuk mengikuti tren saja. Lihat saja banyak pengusaha kolak musiman yang mereka kebanyakan dari kaum berada.
Bayangkan saja saat bulan Ramadan, banyak mereka yang berjualan kolak seharga Rp 2.500/bungkus dan paling banyak menjual 100 bungkus kolak. Bisa dihitung berapa omzet yang didapatkannya, tentu tidak sebanding dengan biayanya untuk beli Bahan Bakar Minyak untuk mobil sedan mewahnya yang digunakan mengangkut kolak.
Tapi bagi mereka yang benar-benar merintis sebuah usaha untuk mengisi perut dan meningkatkan derajat hidup dengan meningkatnya perekonomian keluarga akan berbeda ceritanya. Mereka yang bukan kaum berada sebenarnya ingin selalu mengembangkan usaha. Namun terbatas dengan modal. Tapi ada yang bilang tanpa modal pun bisa. Itu belum tentu benar. Karena modal masuk menjadi faktor untuk memulai usaha.
“Membuka usaha jualan kacang rebus juga perlu modal. Membeli panic, kompor dan bahan baku kacang serta pembungkusnya. Jadi usaha itu sudah pasti butuh modal uang. Tanpa itu hanya 1: 1000 saja yang sukses membangun usaha,”  
Saat ada kunjungan menteri, banyak perbankan atau pemerintahan menyatakan siap menyalurkan permodalan bagi usaha kecil. Buktinya masih banyak orang miskin yang kesulitan membangun sebuah usaha kecil. Modal kepercayaan, tidaklah mudah. Bahkan saat ini perbankan cenderung memberikan modal pada usaha yang sudah berjalan. Sehingga banyak orang yang terjerat hutang karena nekat usaha dengan modal pinjaman dari rentenir, kartu kredit dan lainnya.  
“Saya pernah merasakan hal itu. Ketika tidak dipercaya bank, karena usaha dagang pakaian baru akan dimulai. Bank meminta jaminan, karena tidak ada jaminan (sertifikat atau BPKB) tidak ada pinjaman. Akhirnya punya pikiran buat kartu kredit dan pinjam tetangga yang ternyata rentenir. Awalnya lancar, lama-lama saat usaha lagi drop saya pun tidak bisa membayar tagihan,”
Sekalipun harus menanggung banyak hutang, jangan pernah putus asa. Tetap terus berusaha sebaik-baiknya. Hanya ada 3 alasan bagi kenapa tetap nekat membuka usaha lagi, yang pertama saya ingin bisa mencukupi kebutuhan hidup bahkan bisa lebih sehingga bisa berbagi dengan sesame. Alasan kedua karena bekerja di perusahaan swasta yang belum tentu langgeng atau tidak dan tidak punya pensiunan harus punya bekal untuk masa tua yakni memiliki bisnis. Alasan ketiga bisnis itu bisa diwariskan kepada anak dan cucu, berbeda dengan jabatan yang tidak mungkin bisa diwariskan.
“Karena tidak punya modal, langkah pertama cari modal dengan menabung. Setelah cukup baru membuka usaha. Saya juga nekat menjual rumah untuk membesarkan usaha warung makan Sate Kelinci Tanto Tanti Bandungan. Alhamdulillah saat ini sudah lancar, mudah-mudahan semakin besar,”
Banyak kisah seperti yang saya alami yakni gaji dari perusahaan tempat kerja sangat minim. Ingin membuka usaha tapi tidak punya modal. Belajar dari itu semua saya ingin menawarkan pada masyarakat secara luas terutama yang ingin membuka bisnis tapi modalnya minim. Saran saya tidak usah beli waralaba.
Bagitu yang bermodal maksimal Rp 1 juta dan ingin buka usaha warung makan special masakan daging kelinci. Cukup cari lokasi pedagang kaki lima, beli 2 meja kayu dan kursi, lalu peralatan masak. Bagaimana dengan bahan baku? Rumah Makan Tanto Tanti Bandungan yang saya kelola siap menyuplay bahan baku tanpa harus membayar lebih dulu.
“Sistem yang saya tawarkan menjual makan segar yakni dibuat saat ada pesanan. Tidak perlu membuat bumbu semua sudah kami siapkan dalam bentuk paket per porsi. Bahan baku akan kami drop ke lokasi. Pembayarannya hanya yang terjual saja, bila tidak laku kembalikan ke saya dan akan saya ganti bahan baku baru. Selamat berbisnis,” (tanto tanti)