Selasa, 02 April 2013

Awas Daging Kelinci Dipalsu Dengan Daging Ayam

Sejak kami membuka warung makan spesial masakan Tahu Serasi dan Daging Kelinci. Banyak pengunjung baru yang selalu tanya Pak ini sate Kelinci asli ? Setelah kami tanya maksudnya, ternyata daging Kelinci yang dipalsukan dengan dagung Ayam. Kenapa harus dipalsukan ? Itu yang terus kami cari tahu. 

Ternyata sejumlah pengunjung yang selalu menanyakan asli atau tidak saat membeli kebanyak mereka pernah tertipu. Atau ada temannya yang selalu berbisik. "Eh. Hati-hati lho kalau beli sate Kelinci di Bandungan. Banyak yang dipalsu dengan daging Ayam,"  

Memang ada puluhan penjual sate Kelinci di Bandungan. Mulai dari obyek wisata Candi Gedongsongo, pasar Agrobisnis Bandungan hingga sepanjang jalan Lemah Abang, Kecamatan Bergas hingga di Bandungan. Berderet penjual sate Kelinci.  Tapi apakah semua memalsukan daging Kelinci?  Tentu tidak semuanya.

Kami mengulas kenapa ada penjual sate Kelinci mencampur daging Kelinci dengan Ayam. Sudah pasti penjual sate tersebut serakah karena ingin mencari keuntungan yang besar. Pasalnya daging Kelinci harganya mahal sedangkan ayam harganya lebih murah. Sehingga penjual nakal akan mencampur daging kelinci dengan ayam untuk mendapatkan keuntungan besar. Sebagai perbandingan daging kelinci yang masih menempel dengan tulang hargarnya mencapai Rp 65 ribu/kilogram sedangkan ayam hanya Rp 24 ribu/kilogram. 

"Padahal tanpa harus dipalsukan dengan ayam, penjual sate Kelinci tetap mendapatkan keuntungan. Misalnya harga 1 kilogram daging Kelinci Rp 65 ribu setelah dipotong-potong dijadikan sate akan mendapatkan 135 tusuk atau 13,5 porsi. Bila satu porsi dijual Rp 17-19 ribu sudah jelas keuntungannya. Belum lagi dapat keuntungan dari lontong dan minuman. Tanpa serakah sudah untung to. Jadi kalau berdagang seperti yang diajarkan Nabi Muhamad SAW pasti nyaman dan pembeli akan kerasan," tutur Tanti. 

Selain itu daging ayam di pilih karena memiliki tekstur dan warna yang hampir sama dengan daging Kelinci. Yakni sama-sama jenis daging berwarna putih. Kendati hampir sama dari sisi warna tetapi ada perbedaan yang mencolok yaitu daging kelinci berwarna putih kemerahan. Tekstur atau seratnya juga berbeda dengan ayam. Jadi kalau ingin tahu daging Kelinci itu dicampur atau tidak bisa dilihat dalam kondisi mentah dengan melihat warnanya. Untuk mengelabui pembeli, biasanya dalam satu tusuk ada satu potng daging ayam dan dua daging kelinci. Selain itu agar warnanya sama maka daging kelinci di rebus sehingga, warnanya sama yaitu putih kecoklatan. 
“Tips mendeteksi daging kelinci, paling mudah melihat penampilan sebelum di bakar. Yakni daging akan terlihat berwarna kemerahan, sekalipun daging kelinci tergolong daging putih. Setelah dibakar daging menjadi putih kecoklatan. Kalau dimakan teksturnya lebih lembut daripada ayam. Namun daging kelinci lebih kenyal dibanding ayam. Kalau masih kurang yakin jangan sungkan-sungkan menanyakan pada penjualnya,” kata Tanti.

Pesan kami tetap berkunjung ke Bandungan. Nikmati suasanya alamnya, nikmati exotic-nya, nikmati hiburannya dan nikmati sate Kelincinya. (tantotanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar